11 Refrensi Jenis Tanah yang Cocok Untuk Membudidayakan Suatu Tanaman


Tanah merupakan bagian paling luas yang mengisi lapisan kerak bumi. Tanah tersusun dari mineral serta batuan organik yang terbentuk dari proses pelapukan bebatuan yang berlangsung sangat lama. Tanah berperan sangat penting dalam siklus hidup di bumi. Sebab tanah mengandung unsur hara yang menjadi sumber kehidupan tanaman. Sebagaimana diketahui tanaman merupakan bagian pertama dari rantai makanan. Walaupun sebagian besar nutrisi untuk tanaman itu berasal dari tanah, tidak semua tanah cocok untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan proses terbentuk serta kandungan mineralnya, ada puluhan jenis tanah yang ada di dunia. Nah, berikut daftar 11 tanah yang baik untuk tanaman Anda, yang dikutip dari ilmugeografi.com dan dosenbiologi.com :

Baca Juga :

1. Tanah Regosol

Jenis-jenis tanah yang baik untuk tanaman, yang pertama merupakan tanah regosol. Tanah ini berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung merapi atau aktivitas gunung merapi (seperti lapili, pasir, debu serta lahar). Secara pertumbuhan, sebenarnya jenis tanah ini belum mengalami perkembangan yang sempurna. Ciri fisik dari tanah regosol, tanah ini mempunyai tekstur yang kasar, dengan Ph 6-7. Meski dikatakan subur, namun jenis tanah ini tidak dapat ditanami dengan sembarang tanaman. tanah ini mempunyai sifat yang sulit untuk menampung air. Tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air, sangat cocok untuk ditanam disini. Itulah kenapa sebagian besar penduduk yang bermukim di daerah pegunungan yang pernah meletus, tanah ini lebih sering menanam jenis palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.


2. Tanah Organosol

Sama dengan tanah regosol, tanah orgnosol ini juga dapat kita temukan di Indonesia. Terbentuknya tanah orgonosol berasal dari pelapukan serta pembusukan bahan bahan organik. Biasanya, tanah ini akan lebih mudah kita temukan pada daerah rawa-rawa (daerah yang banyak mengandung air). Jadi jika cirinya tanah ini mengandung banyak air, secara fisik tanah ini memang lebih lembek daripada tanah regosol tadi.


3. Tanah Humus

Tanah humus merupakan bagian dari jenis tanah orgonosol. Dari aspek kesuburannya, tanah humus merupakan tanah yang paling subur diantara jenis tanah orgonosol yang lainnya. Secara fisik, tanah ini mempunyai warna gelap yang kehitaman, sebagai identitas bahwa tanah ini mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi. Dalam duntanah ini pertanian, biasanya tanah jenis ini banyak digunakan sebagai medtanah ini tanam pada budidaya tanaman padi. Anda akan lebih mudah menemukan jenis tanah humus di daerah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan serta sebagian Pulau Jawa. Jadi tidak heran memang jika daerah-daerah tersebut termasuk penghasil pertanian terbesar dibandingkan daerah Papua yang mempunyai jenis tanah berbeda.


4. Tanah Gambut

Meski tanah gambut merupakan berasal dari induk yang sama dari tanah humus yakni tanah regosol, namun keduanya mempunyai sifat yang amat berbeda. Dari kandungan zat organik yang ada, tanah gambut juga termasuk tanah yang mempunyai banyak zat organik. Namun tanah ini mempunyai sifat yang asam. Kita tahu bahwa proses terjadinya hujan asam merupakan kejadian terburuk yang dapat merusak banyak hal di bumi, termasuk tanaman. Lalu bagaimana jika tanah yang mengandung asam? Tanah yang mengandung asam memang tidak mudah untuk ditanami dengan berbagai bibit tumbuhan. Sampai ketika ini, umumnya tanah gambut digunakan untuk menanam kelapa sawit. Seperti di daerah Kalimantan serta Sumatera.


5. Tanah Latosol

Jenis tanah yang baik untuk tanaman yang ketiga ialah tanah latosol. Tanah ini terbentuk dari aktivitas pelapukan batuan sedimen serta metamorf. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Namun tanah kelebihan dari tanah latosol, tanah ini mampu menahan erosi Sebab struktur tanahnya dapat menyerap air dengan baik. Kandungan bahan organik yang tanah ini miliki  berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja. Warna ungu kecokelatan dengan Ph 4.5-6.5 menjadi hal yang menarik perhatian. Dengan ciri warna tanah tersebut, anda mungkin akan mudah untuk mencarinya. Tapi dengan Ph yang besar pada angka tersebut, kenapa tanah ini tergolong subur? Ternyata tanah yang juga mempunyai nama lain inceptisol ini, tanah ini memang mempunyai kandungan kimiawi yang kurang baik. Namun disinilah tanah ini melengkapi kekayaan jenis tanah di Indonesia, Sebab justru memang ada tanaman yang sangan membutuhkan jenis tanahnya. Seperti yang ada di persawahan. Yakni padi, sayuran serta buah-buahan.

"Butuh plastik pertanian seperti polybag, paranet, mulsa plastik, waring sayur, plastik uv, atau lainnya? Silahkan cek produk dari kami, dijamin berkualitas dan berharga murah! Kunjungi DISINI"


6. Tanah Alluvial

Tanah alluvial tergolong tanah yang muda, tanah ini terbentuk dari endapan material yang halus pada aliran sungai. Oleh sebab itu, kita akan mudah menemukannya disekitar hilir sungai. Ph rendah yang dimilikinya (5.3-5.8) menjadi salah satu kelebihannya, Sebab kondisi memudahkan petani untuk mencangkulnya. Pada umumnya, tanah alluvial mempunyai warna kelabu dengan struktur lepas lepas. Tidak ada angka kandungan unsur tanah alluvial yang menjadi ciri khasnya secara umum, Sebab tanah ini sangan dipengaruhi oleh iklim wilayahnya. Sehingga perbedaan wilayah memungkinkan adanya perbedaan kandungan unsur yang dimilikinya. Tanah ini cocok untuk ditanami padi, palawija serta beberapa jenis rumput yang sengaja dibudidayakan (seperti rumput gajah untuk makan ternak). Daerah Sumatera, Jawa serta Papua merupakan pemilik terbesar jenis tanah tanah ini di Indonesia.


7. Tanah Podsolik

Tanah ini seringkali disebut dengan PMK. Curah hujan yang tinggi serta suhu daerah yang rendah, akan berkemungkinan membentuk struktur tanah PMK. Berdasarkan namanya, tanah ini memang mempunyai warna merah sampai kuning yang mengartikan kurang subur Sebab pencucian. Meski tanah ini mempunyai Ph rendah, ternyata tanah ini termasuk jenis tanah yang baik untuk tanaman pada persawahan (tanaman yang membutuhkan banyak air).


8. Tanah Laterit

Tidak berbeda jauh dengan PMK, tanah laterit ini mempunyai suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan PMK. Tanah ini berasal dari tanah subur serta kaya akan unsur hara, namun hilang Sebab larut dibawa air hujan. tanah ini mempunyai unsur hara yang sangat minim. Namun Walaupun tanah in tadinya subur kemudian berubah menjadi tidak subur yang diakibatkan curah hujan tinggi, namun secara khusus tanah ini masih tergolong subur Sebab sangan cocok untuk tanaman jambu mete serta kelapa. Kita akan banyak menjumpainya di sebagian Jawa, Kalimantan serta Sulawesi.


9. Tanah Litosol

Meski bukan bagian dari tanah regosol, namun tanah litosol ini masih bisa dikatakan bahwa tanah ini masih saudara dengan tanah regosol. Sebab keduanya sama-sama tergabung dalam ordo tanah entisol. Keduanya sama-sama dihasilkan dari aktivitas gunung merapi. Namun litosol berstruktrur besar-besar serta kandungan unsur haranya rendah. Meski begitu tanah ini masih subur untuk ditanami palawija.


10. Tanah Rendzina

Nama yang cukup unik serta keren dibandingkan yang lainnya. Meski terbentuk dari batuan basalt, batu kapur serta granit. Namun teksturnya teksturnya lembut serta mampu mengikat air. Tanah rendzina sedikit mengandung hara, serta mempunyai Ph yang tinggi. Sangat cocok untuk ditanami palawija. Keberadaannya tersebar di Maluku, Papua, Aceh serta Sulawesi.


11. Tanah Mediteran

Tanah ini mudah ditemukan pada daerah yang beriklim lembab. tanah ini terbentuk dari batuan berkapur yang banyak mengandung karbonat. Ternyata tanah mediteran mempunyai banyak kandungan air, Al, Fe serta bahan organik lainnya. Sehingga tanah ini termasuk cocok untuk dipersawahan. Keberadaannya tersebar di Jawa, Sulawesi, Sumatra serta Nusa Tenggara.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama